Kamis, 10 Maret 2016

heplin sihombing makala hidroponik tanaman bayam dan kangkung


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
       Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia, sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok, melainkan hanya untuk memperkaya diri. 

          Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara dalam menanam tanpa menggunakan media tanah melainkan dengan media air,atau bias di sebut dengan penananaman dengan cara hidroponik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Hidroponik
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2.2.Sejarah Hidroponik
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan tanpa tanah ditulis pada buku Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah kematiannya. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun 1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Ia menemukan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik dari tanaman dengan air murni.
Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, dan penemuan dari ahli botani Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, pada tahun-tahun 1859-1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah.[1] Pertumbuhan tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran, dan masih banyak digunakan saat ini. Sekarang, Solution culture dianggap sebagai jenis hidroponik tanpa media tanam inert, yang merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.
Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari Universitas California di Berkeley mulai mempromosikan secara terbuka tentang Solution culture yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian.[2][3] Pada mulanya dia menyebutnya dengan istilah aquaculture (atau di Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian mengetahui aquaculture telah diterapkan pada budidaya hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh lima kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrien mineral selain tanah.[4] Berdasarkan analogi dengan sebutan Yunani kuno pada budi daya perairan, γεωπονικά,[5] ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan istilah hidroponik pada tahun 1937 (meskipun ia menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA Setchell, dari University of California) untuk budidaya tanaman pada air (dari Yunani Kuno ὕδωρ, air ; dan πόνος, tenaga[5]).[1]
Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak universitas tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk eksperimen karena skeptisme orang-orang administrasi kampus. dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia untuk membeberkan resep nutrisi pertama yang dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Sementara akhirnya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas menugaskan Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang formula Gericke, pada tahun 1940, setelah meninggalkan jabatan akademik di iklim yang tidak menguntungkan secara politik, dia menerbitkan buku berjudul Complete Guide to Soil less Gardening.
Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:
Pada awalnya Gericke mendefinisikan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan larutan nutrien mineral. Hidroponik merupakan bagian dari budidaya tanpa tanah. Banyak budidaya tanpa tanah namun dengan larutan untuk hidroponik.Peneliti NASA (National Aeronautics and Space Administration) memeriksa bawang dan selada hidroponik disebelah kirinya dan lobak di depannyaTanaman yang tidak ditumbuhkan dengan cara pada umumnya, akan dapat untuk tumbuh menggunakan sistem lingkungan yang dapat dikendalikan seperti hidroponik. Tampaknya NASA juga memanfaatkan hidroponik pada program luar angkasanya. Ray Wheeler, seorang ahli

fisiologi tanaman di Laboratorium Space Center Space Life Science, Kennedy, percaya bahwa hidroponik akan berkontribusi membuat


BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.Alat dan Bahan
Alat                              
·         Aqua bekas
·         Pisau
·         Busa
·         Gunting
Bahan
·         Benih bayam dan kangkung
·         Air
3.2. Prosedur Kerja
1.Siapkan alat dan bahan
2.Siapkan aqua besar kemudian lubangi 3 bagaian
3.Siapkan aqua kecil kemudian potong bagian bawahnya
4.Masukan aqua kecil kelubang aqua besar yang telah sediakan
5.Kemudian masukkan busa yang telah di gunting kotak
6.Lalu masukan air ke dalam aqua,usahakan busa mengenai air
7.Masukan benih kangkung dan bayam sekitar 3 biji



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
A.Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4. Batang berair dan kurang berkayu. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bijinya berwarna hitam, kecil dan keras.
Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain - lihat Bayam (Spinacia).
Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok).
Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia.
Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur. Jenis tanaman hias lainnya adalah A. caudatus karena tandan bunganya berwarna merah panjang menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam dimanfaatkan bijinya (bayam biji) sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena tidak menyebabkan kegemukan.
Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat. Kebanyakan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan hidup.

B.Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.Masakan kangkung yang populer adalah ca kangkung bumbu tauco atau terasi.juga di wewarungan terdapat pelecing kangkung.
Ada dua bentuk kangkung yang dijual di pasaran. Yang pertama adalah kangkung berdaun licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 10–15 cm. Tumbuhan ini memiliki batang berongga yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Jenis kedua adalah dengan daun sempit memanjang, biasanya tersusun menyirip tiga.
Kangkung budidaya terbagi ke dalam empat kelompok kultivar[1]. Kangkung sawah (Kelompok Lowland) adalah kelompok yang paling dikenal, tumbuh meliar di rawa-rawa dangkal dan persawahan yang terbengkalai. Ini yang secara tradisional dimakan orang. Kelompok berikutnya adalah kangkung darat atau Kelompok Alba, pernah dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir. tetapi nama ini sekarang dianggap tidak valid. Kangkung darat berdaun lebih sempit dan lebih adaptif pada lahan kering, sehingga dapat ditanam di tegalan atau bahkan kebun. Kelompok berikutnya adalah kangkung berdaun keunguan atau Kelompok Rubra. Kelompok ini daun dan bunganya memiliki semu warna merah atau ungu, berdaun agak lebar tetapi juga adaptif pada lahan kering. Kelompok terakhir adalah kangkung kering atau Kelompok Upland, dikenal dalam bahasa Kanton sebagai hon ngung choi.
Ada dua jenis penanaman diusahakan: kering dan basah. Dalam keduanya, sejumlah besar bahan organik (kompos) dan air diperlukan agar tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Dalam penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci pada batas dan ditunjang dengan kayu sangga. Kangkung dapat ditanam dari biji benih atau keratan akar. Ia sering ditanam pada semaian sebelum dipindahkan di kebun. Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu ia ditanam.
Jika penanaman basah digunakan, potongan sepanjang 12-inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah. Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah ditenggelami pada tahap 6 inci dan aliran air perlahan digunakan. Aliran air ini kemudian dihentikan apabila tanah harus digemburkan. Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7-10 hari.Semasa berbunga, pucuk kangkung tumbuh dengan lambat, tetapi pembajakan tanah dan panen cenderung menggalakkan lebih banyak daun yang dihasilkan.Hampir keseluruhan tanaman muda dapat dimakan. Karena kangkung tua berserat kasar, pucuk yang muda lebih digemari. Ia dapat dimakan mentah atau dimasak seperti bayam. Kangkung sering juga digoreng sebagai cah. Plecing kangkung merupakan menu yang terkenal dari daerah Lombok.
4.2.Pembahasan
            Tanaman yang telah dilakuan penanaman dengan hidroponik,tumbuh dengan baik,baik tanaman bayam maupun tanaman kangkung walaupu ada sebagian tanaman yang kurang tumbuh dengan baik dikarenakan penanaman yang kurang baik,contohnya,busa tidak mengenai air,otomatis tanaman tersebut kekeringan dan tidak mendapatka air,sehingga mati,di sisi lain di karenakan hujan,sehingga air menjadi penuh hingga masuk mengenai batang tanaman,sehingga menyebabkan busuk pada tanaman,tersebut







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan                     
            Setelah melakukan penanaman dengan cara hidroponik pada tanaman bayam dan tanaman kangkung,dapat di simpulkan bahwa menanam dengan cara ini sangat mudah dan praktis,menanam dengan cara ini tidak memerlukan ruang yang cukup besar,namun jika untuk bisnis cara ini belum menjanjikan,karena cara ini masih sederhan,dan menghasilkan untung yang sedikit.
5.2.Saran
            Sebaiknya cara penanaman harus dilakuakan dengan baik karena jika tidak tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.








DAFTAR PUSTAKA.
1.      ^ Anna Heiney, "Farming for the Future", nasa.gov, 8-27-04
2.      ^ Research News. "Commercial Aeroponics: The Grow Anywhere Story," In Vitro Report (Society for In Vitro Biology), Issue 42.2 (April - June 2008)
4.      ^ Stoner, R.J (1983). Rooting in Air. Greenhouse Grower Vol I No. 11
5.      ^ (Inggris) nasa.gov (2006). "Spinoff 2006" (PDF). diterbitkan oleh nasa.gov. pp. 65–67, Detail info biomassa aeroponik. Diakses tanggal Agustus, 2015. 
6.      ^ (Inggris)"Progressive Plant Growing is a Blooming Business". Diterbitkan oleh Nasa gov. 23 April 2007. 
7.      ^ (Indonesia) Dianawati, M1), Ilyas, S2), Wattimena, GA2), dan Susila, AD2) (20 Februari 2013). "Produksi mini umbi kentang" (PDF). diterbitkan oleh LitBang pertanian. p. 47. Diakses tanggal Agustus, 2015. 









                                           LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar