Rabu, 16 Maret 2016

analisa kadar air pada biskuit


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering.Penentuan kadar air merupakan anaalisis penting dalam kehidupan sehari-hari dan paling luas dan paling banyak dilakukan pada pengolahan dan pengujian pangan.Kadar air berkaitan dengan kualitas dan stabilitas bahan,karena kadar air sangat berpengaruh besar dalam pengujian setiap bahan pangan dalam kehidupan sehari-hari.Penentuan kadar air sangatlah pentimg diketahui dalam penentuan gizi bahan makanan dan untuk memenuhi standar komposisi serta peraturan-peraturan pangan .Air dalam bahan makanan terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan pori-pori yang terdapat pada bahan makanan karena terserap pada permukaan koloid.seperti protein.Selain itu air juga berada diantara koloid tersebut,dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam sel,air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air,oleh sebab itu kadar air yang ada di dalam suatu bahan sangat lah penting untuk dilihat

1.2.       Tujuan

1.Untuk mengetahui kadar air pada bahan
2.Untuk menghitung berapa berat air dan berat bahan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  pengertian kadar  Air
Kadar air dalam bahan makanan berperan dalam pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sangat menentukan kualitas dan masa penyimpanan. Semakin banyak kadar air yang terkandung dalam biskuit akan memicu keberadaan mikroba untuk bertumbuh dan berkembang biak. Kadar air dalam biskuit ternyata tidak melebihi porsi yang diharuskan dalam SNI (01-2973-1992) yang menetapkan kadar air maksimum dalam biskuit sebanyak 5%. Hasil analisa menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat dalam biskuit sebanyak  4,6912 %.Dengan membuat kadar air suatu bahan di bawah nilai minimal yang dibutuhkan oleh mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sehingga mikroba tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk tumbuh, walaupun tumbuh, tidak berkembang sebagaimana mestinya (Imam, 1999)
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif.
Aktivitas air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Aw      = ERH/100
Aw      = aktivitas air
ERH    = kelembaban relatif seimbang
Bila diketahui kurva hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif pada hakikatnya dapat menggambarkan pula hubungan antara kadar air dan aktivitas air. Kurva ini sering disebut kurva Isoterm Sorpsi Lembab (ISL). Setiap bahan mempunyai ISL yang berbeda dengan bahan lainnya. Pada kurva tersebut dapat diketahui bahwa kadar air yang sama belum tentu memberikan Aw yang sama tergantung macam bahannya. Pada kadar air yang tinggi belum tentu memberikan Aw yang tinggi bila bahannya berbeda. Hal ini dikarenakan mungkin bahan yang satu disusun oleh bahan yang dapat mebgikat air sehingga air bebas relatif menjadi lebih kecil dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang rendah.
Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:
  1. Metode Pengeringan (Thermogravimetri)
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:
  1. Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
  2. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
  3. Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
  4. Metode Destilasi (Thermovolumetri)
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air demgan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol.
Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100 ml pada sampel yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudain dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripadazat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah pada tabung penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air dapat diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai penampung ini antara lain tabung Strak-Dean dan Sterling-Bidwell atau modifikasinya.
2.2   Pengertian Air
            Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakannya, tekstur, serta cita rasa makanan kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji- bijian terkandung air dalam jumlah tertentu (Winarno, 1989). Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 –  2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Effendi, 2003 ).
2.3.    Metode Penentuan Kadar Air
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan berbagai cara, yaitu metode pengeringan (Thermogravimetri), metode destilasi (Thermovolumetri), metode khemis, metode fisis, dan metode khusus misalnya dengan krematografi, Nuclear Magnetic Resonance (Sudarmadji, 1989).
 2.4.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Air
Dalam pengeringan pangan umumnya diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimum. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi proses pengeringan dalam menentukan kadar uji dan kadar abu pada biskuit yakni luas permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara,kelembaban udara, tekanan atmosfer, penguapan air dan lama pengeringan (Dr. Teti Estiasih, S.TP.,M.P, 2009).



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 29 Februari 2016. Bertempat di Laboratorium Analisis Kimia Politeknik Perguruan Tinggi Negeri Samarinda.

3.1 Alat dan Bahan
Alat
Bahan
ü  Oven
ü  Biskuit Roma
ü  Cawan Petri

ü  Timbangan Analitik

ü  Desikator

ü  Mortal




3.2 Prosedur Kerja
1.      Pertama sekali siapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Setelah itu biskuit roma kelapa dihaluskan denngan menggunakan alat mortal.
3.      Setelah dihaluskan bahan kemudian ditimbang sebanyak 2-5 gr dengan timbangan analitik.
4.      Cawan petri kosong juga ditimbang setelah itu bahan dimasukkan kedalam cawan petri yang telah ditimbang dan kemudian ditimbang kembali.
5.      Setelah selesai ditimbang bahan yang ada pada cawan petri kemudian di oven selama 3 jam dengan memakai suhu 110 0c.
6.      Setelah di oven selama 3 jam kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 10-15 menit.
7.      Lalu ditimbang lagi. Setelah ditimbang bahan di oven kembali selama 1 jam.
8.      Setelah 1 jam keluarkan dari oven lalu masukkan kedalam desikator dan kemudian ditimbang kembali.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan dalam menganalisis kadar air pada biscuit Roma Kelapa
No
Berat Sampel
Berat Cawan Kosong
Berat sampel + Cawan Kosong
Hasil (3 jam)
Hasil (1 jam )
1
2,12 gr
53,46 gr
55,58 gr
54,08 gr
54,08 gr
2
2,47 gr
51,73 gr
54,20 gr
48,05 gr
48,05 gr

·         Hasil analisis kadar air cawan 1


·         Hasil analisis kadar air cawan 2
11,4 %



4.2.   Pembahasan
            Dari hasil praktikum yang telah dilakukan  yakni setelah satu jam dan setelah tiga jam,dari hasil yang didapatkan adalah bahwa setelah satu jam pada saat penimbangan hasil yang didapatkan adalah 54,08 gr pada cawan pertama,namun setelah tiga jam kemudian hasil yang di dapatkan sama dan tidak ada perubahan,kemudian kami melihat hasil yang di dapatkan pada pengujian selanjutnya yaitu pada cawan kedua setelah satu jam yaitu:48,05  gr dan setelah tiga jam hasil yang di dapatka juga sama.
            Dan kemudian dilakukan perhitungan jumlah kadar air yang terdapat pada biskuit roma yaitu pada cawan pertama pada saat penimbangan awal beserta cawan adalah 55,08 gr setelah satu jam kemudian hasilnya menjadi 54,08 gr dan setelah dilakukan perhitungan dengan rumus kadar air yang terdapat pada cawan pertama adalah : 27 %.Dan pada cawan kedua yaitu berat awal bahan beserta cawan adalah 51,73 gr dan setelah satu jam hasilnya menjadi 48,05 gr,dan pada jam 3 tetapa sama dan setelah dilakukan perhitungan kadar air dengan rumus kadar air yang terdapat pada cawan kedua adalah:11,4%.







BAB V
PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
            Penentuan kadar air dalam suatu bahan sangatlah penting,karena dengan penentuan kadar air dalam sutu bahan akan memudahkan kita dalam melihat kandungan gizi di dalam sebuah bahan pangan,selain itu kita juga dapat melihat standar komposisi sebuah bahan pangan,hal ini akan memudahkan kita untuk mengetahui bahwa makan yang akn kita komsumsi akn tertera segala nilai baik dalam sebuah makan.dan kandungan gizi sebuah makanan,yang dapat kita lihat melalui komposisi pada sebuah makanan.
5.2.   Saran
            Sebaiknya penentuan kadar air dilakukan dengan teliti agar hasil yang kita dapatkan adalah signifikan, tanpa adanya kesalahan,mulai dari penimbangan,haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya.dan tidak lupa alat yang digunakan dalam penentuan kadar air haruslah memadai,agar penentuan kadar air mendapatkan hasil yang maksimal.









DAFTAR PUSTAKA