Senin, 30 Mei 2016

makala nantrium benzoat dari saos tomat

BAB I
PENDAHULUAN

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu buah yang sering digunakan sebagai sayuran dalam masakan, bumbu masak, bahan baku industri pangan maupun obat-obatan dan kosmetik. Tomat hampir selalu ada dalam makanan karena mempunyai rasa yang khas yaitu agak masam dan mengandung gizi dan vitamin. Selain itu tomat juga dapat mempercantik penampilan makanan dengan adanya pigmen yang terkandung di dalamnya (Tugiyono dan Henry, 2001).
Tomat mengandung Vitamin A dan C yang sangat diperlukan bagi kesehatan organ penglihatan, sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, reproduksi, dan berkhasiat sebagai antioksidan. Di samping itu tomat juga mengandung sejumLah mineral yang dibutuhkan tubuh seperti kalium, fosfat dan kalsium (Tjokronegoro dan Arjatmo, 1985). Buah tomat selain dapat di konsumsi secara langsung, juga dapat didiversifikasi menjadi berbagai macam bentuk seperti jus tomat, saos tomat, dan pasta tomat. Salah satu olahan tomat yang paling populer adalah pasta tomat. Pasta tomat merupakan produk yang berfungsi sebagai bahan baku pembuatan produk pangan berupa aneka saos (Shi, J.,& M.Le Maguer,
2000).
Buah tomat dijadikan salah satu bahan baku untuk pembuatan pasta karena kandungan antioksidannya yang terdapat pada buah tomat sangat baik bagi tubuh kita. Antioksidan yang sering diperoleh dari asupan makanan banyak mengandung vitamin C, vitamin E, betakaroten, senyawa fenolat dan senyawa karotenoid (Prakash, 2001).
Di antara semua fitonutrien tersebut, polifenol mendapat perhatian khusus disebabkan aktivitas antioksidannya yang besar dan banyak terdapat pada tumbuhan. Kadar fenolat total dalam pasta tomat merupakan indikator penting untuk aktifitas antioksidan. Senyawa-senyawa yang terdapat pada fenolat total adalah : kuersetin, naringenin, rutin dan asam klorogenat. (Velioglo et al., 1998). Senyawa-senyawa fenolat total tersebut dapat menangkap radikal bebas, meredam terbentuknya oksigen singlet serta sebagai pendonor elektron (Pratimasari D, 2009).
Fenolat total termasuk kedalam antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas di dalam tubuh. Upaya untuk mempertahankan fenolat total sangat diperlukan dengan menambahkan pengawet terutama untuk produk olahan pasta tomat. Salah satu bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan adalah natrium benzoat (Siaka IM, 2009). Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat secara komersial yang dibuat dengan sintesis kimia. Rumus kimia natrium benzoat yaitu (C6H5COONa) termasuk zat pengawet organik yang berwarna putih, tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan. Sifat fisiknya adalah lebih larut dalam air dan juga dapat larut dalam alkohol. Natrium Benzoat memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan kapang dan khamir (pengawet). Aturan pemakaian 0.05%-0.10% (400-1000 ppm) (Siaka IM, 2009).
Kadar fenolat total dalam buah tomat dapat diperoleh dengan cara mengukur absorban menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 659,5 nm (Andayani et al., 2008). Pereaksi FolinCiocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang dibentuk dari asam fosfo molibdat dan asam hetero poli fosfotungstat.
1.2 Tujuan Praktikum
               Untuk mengetahui kandungan asam benzoat pada saos tomat.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Asama Benzoat
Asam Benzoat ( atau (, adalah padatan Kristal berwarna putih dan merupakan asam Karboksilat Aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin ( getah kemenyan ) yang dahulu merupakan merupakan satu-satunya sumber Asam Benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam Benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan – bahan kimia.Asam BenzoatAsam Benzoat (benzoic acid) adalah suatu senyawa kimia dengan rumus C6H5COOH .Produk ini merupakan bahan kimia yang berupa asam organik padat berbentuk kristalputih, mudah terbakar, larut dalam alkohol, ether, mudah menguap, dan mudah meledak.Asam benzoat dengan nama dagang benzenecarboxylic acid atau carboxybenzenemerupakan carboxylic acid aromatik yang paling sederhana. Asam benzoat memilikistruktur kimia sebagai berikut :Asam benzoat dapat disintesa dari dari bermacam-macam zat organik seperti benzylalkohol, benzaldehyde, toluene, dan asam phtalat (The Columbia Enyclopedia, 2004).Secara umum ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk 1,4g. Selain itu, saus tomat juga kaya akan komponen mikronutrien penting lainnyaseperti sodium, pottasium, kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin C. Bahan Pengawet pada saus tomatZat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan tujuanmenghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir,kapang) sehingga prosespembusukan atau pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Bahan pengawet padamakanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yangmerugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan(Suprapti, 2000)Bahan pengawet yang ditambahkan pada saus tomat yaitu natrium benzoat.Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yangsecara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengannama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asamSodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya olehFDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme (Luthana, 2008). MenurutDepKes No.722/MenKes/Per/IX1998 menyatakan batas maksimum penambahan natriumbenzoat ke dalam saus hanya 1000 ppm atau 1000 mg/kg.
2.2.Pengertin Analisis Kuantitatif
Analisa Kuantitatif adalah analisa yang berkaitan dengan berapa banyaksuatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sample. Zat yang ditetapkan tersebutyang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau besar sample yang dianalisis (Underwood, 1999). Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang khusus mempelajari atau menyelidiki jumlah atom, ion, atau molekul penyusun suatu persenyawaan. Biasanya analisis kuantitatif sering disebut juga analisis jumlah (Zulkarnaen, 1991). Analisa kuantitatif merupakan pemisahan suatu materi menjadi partikel-partikel. Fungsinya yaitu untuk menetapkan berapa banyak unsur atau zat yang ada dalam senyawa campuran. Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel, zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai konstituen. Jika zat yang dianalisa tersebut menyusun lebih dari sekitar 1% dari sampel maka analisis ini dianggap konstituen utama zat itu. Hal itu dapat dikatakan konstituen minor suatu zat jumlah berkisar 0,01% sampai 1% dari sampel terakhir, serta apabila dikatakan konstituen trace jika suatu zat ada yang kurang dari 0,01% (Irfan, 2000 ).
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of resolving data into its constituent components to reveal its characteristic elements and structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai (1987 : 231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji hipotesis/teori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2016 di Laboratorium Kimia Analitik, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

3.2 Alat dan Bahan
Alat
1.      Timbangan analitik
2.      Erlenmeyer
3.      Labu takar 500 ml
4.      Oven
5.      Forteks
6.      Spatula
7.      Gelas beker
8.      Mortal
9.      Desikator
10.  Rotari Evavorator
11.  Kertas Lakmus
12.  Labu pemisah
Bahan
1.      Saos Tomat
2.      Larutan NaOH 0,05 N
3.      Larutan NaOH 10%
4.      15 gr NaCl
5.      Larutan NaCl Jenuh
6.      Klorofom 150 ml
7.      Kertas Saring
8.      Larutan HCl encer
9.      Larutan PP
10.  Aquades

3.3 Prosedur Praktikum
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Timbang saos tomat sebanyak 100 gr dan NaCl 15 gr.
3.      Campurkan saos tomat dan NaCl kedalam labu takar 500 ml dan aduk hingga rata.
4.      Tambahkan 150 ml larutan NaCl Jenuh kedalam saos tomat tadi lalu kocok sampai rata.
5.      Tambahkan Larutan NaOH 10% hingga pH menjadi 8 (alkali).
6.      Kemudian tera dengan larutan NaCl jenuh hingga 500 ml dan diamkan salama 1 jam (setiap 15 menit dikocok).
7.      Setelah itu saring sampel
8.      Ambil 100 ml hasil saringan lalu tambahkan larutan HCl encer hingga pH berubah menjadi 7
9.      Tambahkan 5 ml HCl encer kemudian masukkan kedalam labu pemisah
10.  Selanjutnya larutan diekstrak:
1)      Tambah 70 ml klorofom lalu ekstrak
2)      Tambah 50 ml klorofom dan ekstrak
3)      Tambah 40 ml klorofom dan ekstrak
4)      Tambah 30 ml korofom lalu ekstrak lagi
11.  Selanjutnya hasil ekstraksi tadi dimasukkan kedalam rotari evaporator dan dipisahkan larutan klorofomnya.
12.  Ambil ekstrak yang kental dan diamkan selama + 1 hari didalam desikator
13.  Ambil ekstrak yang sudah mengering, tambahkan 50 ml etanol, 15 ml air dan 5 tetes larutan PP
14.  Titrasi dengan NaOH 0,05 N sampai larutan berubah menjadi warna pink


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. hasil pengamatan praktikum analisa Natrium Benzoat pada saos tomat
No
Sampel
Volume titrasi
Sebelum dititrasi
Perubahan warna
1
Saos tomat ABC 1
0,8 ml
Warna kuning keemasan
Berubah menjadi warna pink
2
Saos tomat ABC 2
1,7 ml
Warna kuning keemasan
Berubah menjadi warna pink

Perhitungan
ppmNatriumBenzoat =
ppm Sampel 1 =
            =
           = 288 ppm
ppm Sampel 2 =
            =
           = 612 ppm


4.2. Pembahasan
.Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yangsecara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengannama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asamSodium Benzoic, Bahan Pengawet pada saus tomat Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan tujuanmenghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir,kapang) sehingga prosespembusukan atau pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Bahan pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan sample saus yang diuji memang mengandung asam benzoate yaitu sejenis bahan pengawet.Bahan pengawet yang ditambahkan pada saus tomat yaitu natrium benzoat













BAB V
 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan
  Pada praktikum pembuatan asam benzoat ini hasil yang di dapat dari saos tomat ABC 1 volume titrasinya 1.8 dan saos tomat ABC 2 1.7 dari perbedaan hasil yang di peroleh masing masing sampel warna yang dihasilkan ABC 1 dan ABC2 sama sehingga hasil praktikum kali ini sudah mendekati SNI yang sudah di tentukan untuk asam benzoat. Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada saat proses praktikum itu dilakukan dengan hati-hati,tekun, dan sabar sehingga hasil yang kita dapatkan sesuai dengan yang kita inginkan.
5.2 Saran
              Dari praktikum yang saya lihat dan lakukan bahwa kurangnya kelengkapan alat
Sehingga dalam melakukan proses penentuan kadar asam benzoat itu harus bergantian sehingga sebelum pencampuran bahan sudah terjadi perubahan reaksi pada campuran yang sudah di buat sehingga akan mempengaruhi hasil yang di dapatkan.









DAFTAR PUSTAKA

ü  Anonim. (2012). Kandungan Fitokimia Dalam Herbal, Manfaat dan Cara Kerjanya Sebagai Antioksidan dan Perendaman Radikal Bebas (Flavonoid dan Non-Flavonoid Polifenol) http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/07/fitokimia-dalam-herbal-dan-cara-kerjanya-dalam-mencegah-atau-mengatasi-gangguan-kesehatan.pdf. Diakses pada 23 Juni 2014.
ü  Betaria, S. (2012). Pengembangan Sensor Spektrofotometri Untuk Penentuan Natrium Benzoat didalam Minuman Soft Drink. Undergraduate Theses UNIMED. Medan.
ü  Cahyadi, S. (2006). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
ü  Frazier, W.C & D.C, Westhoff. (1988). Food Microbiology 4th Edition. McGraw Hill. New York.
Hegnauer, R. (1966) Chemotaxonomie der Pflanzen. Basel. Birkhäuser Verlag